ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Sabtu, 28 Maret 2015

Pondok Indah Mertua

Pondok Indah Mertua tidak seindah sebutannya, setidaknya begitulah yg dirasakan Mawar (bukan nama sebenarnya).
karena pembangunan rumah telah mencapai 75% ia memutuskan untuk tinggal sementara dirmh ortu dan jg rmh keluarga yg jarak keduanya hanya selemperan batu secara bergantian dengan alasan menghemat uang kontrakan.

namun latar belakang dua keluarga yg berbeda & sama2 keras membuat Mawar kelimpungan serta capek hati menghadapinya.

"lah mesti, mesti sudah bunyi dong dong dong nyalain mesin. apa ga berisik itu? aku yg disini aja dengar berisik betul," seru sang bulek pada Mawar.

"coba mamak nyalain mesin jg jadi kita ga kegelapan mak," Mala sang bungsu menyahut ketus.

"Halah, buat apa nyalain mesin, berisik," ucap sang bulek tanpa mempedulikan perasaan Mawar yg meski senyam senyum namun kepalanya mulai berdenyut-denyut tak karuan.

bukan sekali dua wanita paruh baya ini berkomentar pedas mengenai ortunya. bahkan sering pula memprotes perilaku orang tuanya yg dinilai sang bulek tidak cocok dengan dirinya.

Belum lg bila sang bulek dengan nada meremehkan berkata, "masa masak ini aja kamu ga tau".

kelelahan hati Mawar makin bertambah-tambah saat ia berada dirumah orang tuanya beberapa hari berikutnya. bapak yg sudah tidak bekerja lg diperusahaan semakin sering mengomel & mudah ringan tangan pd adik bungsunya bila sedikit saja melakukan kesalahan.

Mawar merasa benar-benar lelah & frustasi dengan semua keadaan. harapannya untuk menghemat uang kontrakan malah justru membuatnya makan ati tiap hari. untuk berbagi cerita dengan sang suami, ia ragu karena suaminya telah begitu lelah bekerja mencari nafkah. terpaksa semua 'pil pahit' itu ia telan sendiri sambil terus berharap rumahnya bisa segera selesai...








Tidak ada komentar: