Jadi jomblo nggak selamanya menyenangkan.
Beberapa buku (bahkan banyak) sering ‘mengatakan’ jomblo adalah anugerah,
dimana kamu bisa ngelakuin banyak hal tanpa harus mengkhawatirkan perasaan
pasangan.
Dititik itu, semua benar. tapi sadarkah para
penulis itu, bahwa setiap kebaikan akan selalu diikuti keburukan. Begitu juga
dengan status jomblo. Disamping menyenangkan, sebuah rasa menyakitkan selalu
mengintai setiap saat dan kapan saja ada peluang, ia akan muncul kepermukaan.
Menjadi jomblo adalah takdir namun bukan
kutukan. Jomblo akan terasa menyakitkan bila orang-orang sekitarmu selalu
membicarakan tentang gebetan, pacar dan mantan pacar (yang masih setia menanti
mereka a.k.a CLBK) selama 24 jam penuh.
Mereka bercerita tanpa mempedulikan sedikit
pun perasaan seorang jomblo yang melongo dengan mupeng plus berliuran (iuh…
parah banget kan?!) disebelah mereka. Belum lagi hal yang diceritain
selaluuuuuuu itu lagi-itu lagi.
“Ih, aku tuh benci banget sama A. omongannya
nggak bisa dipegang, plin-plan gitu deh. Makanya aku putusin dia.”
Baru dengar sepenggal kalimat ini aja si
jomblo disebelah langsung berpikiran, ‘wuidih, hebat banget nih cewek. Tegas
gellllaaa,’ seraya memandang takjub.
Eh, belum setengah jam ngomongin si A, tu
cewek cerita lagi sambil jari-jarinya terus aja mencet-mencetin HP kayak noyor
kepala anak tetangga yang buandel. “Tadi malam aku nangis loh, asli baru kali
itu aku nangis gara-gara cowok. Kata-katanya itu dalam banget,”
“Memangnya dia ngomong apa? Pasti menyakitkan.
Dia kan kalo ngomong memang gitu,” timpal seorang teman yang nota bene juga
mantan cowok gebetan tu cewek.
Sampai disini si jomblo masih bengong dan
melongo ngedengerin pembicaraan ngga mutu itu. Status si jomblo saat itu
bagaikan obat nyamuk.
“Nggak ada yang tau kata-katanya, cuma aku aja
yang tau,” sahut tu cewek dengan bangganya. (ya iyalah secara dia yang sms-an
ama tu cowok, gimana yang lain bisa tau
coba?). tapi nggak perlu lama-lama menunggu, tu cewek langsung cerita panjang X
lebar perihal penyebab dia mengeluarkan airmata (Bombay?!)
Ntah mereka sadar atau nggak atau memang nggak
peduli, didekat situ ada teman mereka yang menderita jomblo akut, yang mau
tidak mau harus mendengarkan obrolan itu. Sebuah obrolan dengan tema dan judul
yang selalu sama setiap harinya. Sampai-sampai si jomblo hapal nama-nama cowok
yang mereka rumpiin.
Mau tidak mau, suka tidak suka, si jomblo
harus menelan ‘pil pahit’ itu bulat-bulat.
Menyandang status jomblo ternyata nggak
semudah mencukur bulu ketek, yang tinggal ambil alat cukur dan langsung dapat
memangkasnya hingga bersih.
Jomblo, ibarat jalan setapak berliku nan licin
menuju puncak gunung tertinggi yang apabila salah langkah sedikit saja maka
akan tergelincir (menjadi lesbi? @_@ ) wkwkwkwkw….
Jomblo juga seperti makanan paling nggak enak
sedunia tapi harus tetap dimakan kalo nggak mau mati kelaparan.
Dan sadar atau tidak, bila seorang jomblo
sudah merasakan tanda-tanda diatas bisa dipastikan dia sudah memasuki tahap
yang menjengkelkan. Ada beberapa cara halus yang bisa dilakukan si jomblo untuk
‘menyentil’ teman-temannya yang tak berperasaan itu agar mereka dapat mengerti
kemalangan si jomblo tersebut.
Pertama, dengan menggantung karton didepan
dada yang bertuliskan, “Please, kasihani pengidap jomblo akut disebelah
kalian.”
Atau
“Kesenangan kalian adalah kesengsaraan kami
para jomblo.”
Atau yang sedikit ekstrem, begitu orang-orang
tak berperasaan itu memulai cerita dengan topik yang sama, langsung deh obrak-abrik isi rumah. Mulai
ngeberantakin cucian kotor, mecahin piring-piring, ngeluarin baju-baju dalam
lemari terus ngelempar lemarinya ke orang yang lagi lewat didepan rumah (salah
sendiri, jalan nggak liat-liat suasana hati si empunya rumah).
Nah, kalo teman-teman yang tak berperasaan
tadi menanyakan sebab perlakuan barbar tadi dengan ekspresi takut dan bingung,
baru deh dijawab so so so santai, “Mau nyari cowok, biar bisa ikutan nimbrung
bareng kalian. Ya kali aja diantara barang-barang itu ada cowok yang lagi
ngumpet.”
The last but not least, manusia ternyata
benar-benar makhluk yang nggak memiliki rasa puas. Terbukti dari cerita-cerita
yang sering mampir ditelinga, setiap kali mereka menemukan satu aja kelemahan
dalam diri si cowok, udah……. Itu artinya game over untuk hubungan mereka.
Ckckckck kalo dipikir-pikir mana ada sih
manusia yang sempurna. Semua pasti punya kelemahan. Ntah yang bibirnya manyun,
hidungnya bengkok, matanya timbilan dll dsb.
Tapi begitulah cara pandang anak muda jaman
sekarang (tentu aja yang selalu eksis meng-update pacar-pacar mereka).
Sementara yang berpredikat jomblo akut nan lumutan, masih aja jalan ditempat,
celingak-celinguk memandangi sekeliling kalo-kalo ada tangan melambai yang
memanggil (untuk nanya alamat palsu?!).
1 komentar:
Kereen, Ternyata pembahasan kita sama ya sama - sama tentang jomblo hehe. Gue Setuju sama tulisan lu diatas karena pada dasarnya Jomblo Juga Manusia... Lanjutkan Gan...!!!
Jangan lupa mampir ke blog ane ya gan, isinya mengupas pertanyaan seputar Jomblo cuma dibikin banyolan dikit dan cuma buat seru seruan aja...
Jomblo Juga Manusia
elbombay.blogspot.com
Posting Komentar