ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Jumat, 20 Januari 2012

Miskin adalah Anugerah


Weeeekkkk….. anugerah?
Nah loh, kok bisa gitu? Bukannya kalau miskin itu identik dengan kekurangan, terus dimana letak anugerahnya?
Pasti itulah yang terbersit dibenak ketika mendengar ada yang mengatakannya.
Hehehe sebenarnya mau kaya, miskin, pendek, kurus, atau gemuk semua adalah anugerah. Andai manusia itu selalu bersyukur. Namun yang terjadi, orang-orang justru lebih suka menganggap kaya, cantik, pintar dsb itulah yang dinamakan anugerah, sementara yang sebaliknya malah dikatakan kesialan.
Sebuah pertanyaan normal dan sering diajukan, terdengar biasa namun memiliki makna begitu dalam. “Apa semua orang kaya dan berduit selalu merasa bahagia?,”
Orang (yang mungkin kelas bawah) akan langsung berteriak lantang. “Tentu saja, mereka punya uang, bisa membeli apa pun yang diinginkan,”
Ok, jawaban itu nggak sepenuhnya salah. Tapi juga nggak sepenuhnya  benar.
Rakyat jelata berhak dan boleh menjawab seperti itu karena mereka memang hidup serba kesusahan dan kekurangan. Dalam benak mereka, seandainya mereka memiliki uang maka mereka akan membeli atau mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Tidak perlu merasakan kelaparan karena nggak ada makanan, rumah bocor bila hujan, nggak dikejar-kejar penagih hutang. Pendek kata, hidup terasa damai.
Tapi benarkah seperti itu?
Sebenarnya menjadi kaya dan banyak uang tidak menjamin seseorang selalu merasa bahagia.
Nggak percaya?
Yuk kita tengok kebelakang sejenak.
Berapa banyak orang kaya yang berhasil me-manage uang dan harta bendanya?
Berapa banyak orang kaya yang bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan maling yang mungkin ‘menyatroni’ rumahnya?
Berapa banyak orang kaya yang punya berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar uang namun tidak merasa kesepian?
Semua jawabannya bisa dihitung dengan jari. Sebagaimana yang sering kita dengar, diluar sana sebagian besar para pecandu narkoba atau miras kebanyakan adalah mereka yang berekonomi menengah keatas. Hal ini menggambarkan (menurutku pribadi) mereka tampak galau dan nggak tau harus ‘membuang’ uang mereka kemana.
Orang-orang kaya meskipun sebagian besar uang mereka tersimpan aman di Bank, namun tak dipungkiri rasa was-was sering menghampiri. Benak mereka membayangkan orang-orang yang gelap mata menguras isi rumah dan mengambil barang-barang berharga lainnya yang dapat diuangkan. Bahkan seringkali media memberitakan kasus pencurian yang disertai pembunuhan.
Banyak orang memiliki materi namun selalu kesepian, karena suami atau orang tua terlalu sibuk mencari dan menimbun rupiah, hingga lupa dengan keluarga yang menanti dirumah. Secara langsung atau tidak, hal inilah yang mengakibatkan perselingkuhan dan anak-anak terjerumus kedalam pergaulan bebas tanpa batas dengan niat mencari perhatian  yang tidak didapatnya dari keluarga.
Satu lagi, yang mungkin sering terlupakan oleh kita semua. Orang kaya selalu kebingungan untuk menu makanan mereka sehari-hari, sementara orang tidak mampu tidak pernah peduli dengan jenis makanan yang akan mereka konsumsi, bagi mereka yang terpenting adalah makanan itu mengenyangkan dan memberikan tenaga untuk mereka.
Sebuah ‘anekdot’ terkenal mengenai dua jenis orang ini :
Orang kaya bertanya : Dimana lagi kita makan hari ini?
Sementara orang miskin : Apa lagi yang bisa kita makan hari ini?
Dan para pejabat Negara bertanya : Siapa lagi yang akan kita makan hari ini?
Bercita-cita menjadi kaya, boleh-boleh saja. Nggak ada yang larang. Tapi harus ingat juga bahwa kaya belum tentu bahagia.

Yup, benar. miskin adalah sebuah anugerah seandainya orang-orang mau memikirkannya secara mendalam.
Lalu bagaimana dengan kamu sendiri? Masihkah kamu merasa miskin adalah sebuah kutukan yang harus diakhiri?   ^_^

Tidak ada komentar: