Weeeekkkk….. anugerah?
Nah loh, kok bisa gitu? Bukannya
kalau miskin itu identik dengan kekurangan, terus dimana letak anugerahnya?
Pasti itulah yang terbersit
dibenak ketika mendengar ada yang mengatakannya.
Hehehe sebenarnya mau kaya,
miskin, pendek, kurus, atau gemuk semua adalah anugerah. Andai manusia itu
selalu bersyukur. Namun yang terjadi, orang-orang justru lebih suka menganggap
kaya, cantik, pintar dsb itulah yang dinamakan anugerah, sementara yang
sebaliknya malah dikatakan kesialan.
Sebuah pertanyaan normal dan
sering diajukan, terdengar biasa namun memiliki makna begitu dalam. “Apa semua
orang kaya dan berduit selalu merasa bahagia?,”
Orang (yang mungkin kelas bawah)
akan langsung berteriak lantang. “Tentu saja, mereka punya uang, bisa membeli
apa pun yang diinginkan,”
Ok, jawaban itu nggak sepenuhnya
salah. Tapi juga nggak sepenuhnya benar.
Rakyat jelata berhak dan boleh
menjawab seperti itu karena mereka memang hidup serba kesusahan dan kekurangan.
Dalam benak mereka, seandainya mereka memiliki uang maka mereka akan membeli
atau mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Tidak perlu merasakan kelaparan
karena nggak ada makanan, rumah bocor bila hujan, nggak dikejar-kejar penagih
hutang. Pendek kata, hidup terasa damai.
Tapi benarkah seperti itu?
Sebenarnya menjadi kaya dan banyak
uang tidak menjamin seseorang selalu merasa bahagia.
Nggak percaya?
Yuk kita tengok kebelakang
sejenak.
Berapa banyak orang kaya yang
berhasil me-manage uang dan harta bendanya?
Berapa banyak orang kaya yang bisa
tidur nyenyak tanpa harus memikirkan maling yang mungkin ‘menyatroni’ rumahnya?
Berapa banyak orang kaya yang
punya berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar uang namun tidak merasa kesepian?
Semua jawabannya bisa dihitung
dengan jari. Sebagaimana yang sering kita dengar, diluar sana sebagian besar
para pecandu narkoba atau miras kebanyakan adalah mereka yang berekonomi
menengah keatas. Hal ini menggambarkan (menurutku pribadi) mereka tampak galau
dan nggak tau harus ‘membuang’ uang mereka kemana.
Orang-orang kaya meskipun sebagian
besar uang mereka tersimpan aman di Bank, namun tak dipungkiri rasa was-was
sering menghampiri. Benak mereka membayangkan orang-orang yang gelap mata
menguras isi rumah dan mengambil barang-barang berharga lainnya yang dapat
diuangkan. Bahkan seringkali media memberitakan kasus pencurian yang disertai
pembunuhan.
Banyak orang memiliki materi namun
selalu kesepian, karena suami atau orang tua terlalu sibuk mencari dan menimbun
rupiah, hingga lupa dengan keluarga yang menanti dirumah. Secara langsung atau
tidak, hal inilah yang mengakibatkan perselingkuhan dan anak-anak terjerumus
kedalam pergaulan bebas tanpa batas dengan niat mencari perhatian yang tidak didapatnya dari keluarga.
Satu lagi, yang mungkin sering
terlupakan oleh kita semua. Orang kaya selalu kebingungan untuk menu makanan
mereka sehari-hari, sementara orang tidak mampu tidak pernah peduli dengan
jenis makanan yang akan mereka konsumsi, bagi mereka yang terpenting adalah
makanan itu mengenyangkan dan memberikan tenaga untuk mereka.
Sebuah ‘anekdot’ terkenal mengenai
dua jenis orang ini :
Orang kaya bertanya : Dimana lagi kita makan hari ini?
Sementara orang miskin : Apa lagi yang bisa kita makan hari ini?
Dan para pejabat Negara bertanya :
Siapa lagi yang akan kita makan hari ini?
Bercita-cita menjadi kaya,
boleh-boleh saja. Nggak ada yang larang. Tapi harus ingat juga bahwa kaya belum
tentu bahagia.
Yup, benar. miskin adalah sebuah
anugerah seandainya orang-orang mau memikirkannya secara mendalam.
Lalu bagaimana dengan kamu
sendiri? Masihkah kamu merasa miskin adalah sebuah kutukan yang harus diakhiri? ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar