ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Jumat, 20 Januari 2012


Ada-ada saja tingkah para pejabat untuk mencari uang. Dari mulai menyunat dana rakyat hingga terang-terangan menggunakan uang dari rakyat untuk kenyamanan hidup mereka. Sementara rakyat terus-terusan disuruh bayar pajak.
Kabar yang terbaru dari para anggota dewan adalah renovasi ruangan rapat dan toilet yang serba wah. Untuk ruangan rapat sendiri menghabiskan 20,3 miliar uang rakyat. Sebenarnya ruangan rapat itu sendiri masih sangat layak untuk digunakan dan tidak harus direnov. Kecuali, tentu saja kalau ruangan itu bocor (yang kalau hujan bakalan basah), dindingnya sudah retak sana-sini, pokoknya sudah uzur gitu deh. Nah ini, ruangan masih bagus, belum ada cacat dimana pun tapi udah main renov-renov aja.
Bukan hanya renovasinya saja yang menelan biaya besar namun perabot-perabotnya pun impor dan pastinya mahal geellllaaaa. Kursi dan mejanya sendiri barang impor dari Jerman, lampu penerangnya ada 4 buah (@ 250 juta), belum lagi televisi-televisi berlayar LED, karpet seharga 5 juta per M2 (sementara ruangan itu ukurannya 10 X 10 m2), dinding panel berteknologi peredam suara, serta perangkat teknologi informasi dan tata suara lainnya.
Sementara untuk renovasi toiletnya masih belum santer terdengar, kemungkinan biaya renovasinya lebih kecil makanya gaungnya nggak gitu terdengar. Tapi apa pun itu, tetap aja (aku menyebutnya) mubazir, sesuatu yang belum pantas untuk diganti malah sudah dibongkar sana-sini.
Konon katanya, para pejabat adalah wakil rakyat dimana mereka lah yang bertugas menyampaikan aspirasi dan suara rakyat. Mereka dipilih karena rakyat menghormati dan menganggap mereka jauh lebih berpendidikan serta pandai. Namun yang terjadi justu sebaliknya, para pejabat, yang mungkin awalnya ‘lurus’ berubah menjadi seorang berengsek tidak baik, ntah karena silau oleh rupiah atau mereka ‘digigit vampir’ yang sudah lebih dulu menduduki kantor dewan.
Rakyat yang seharusnya menjadi prioritas terpaksa harus berjuang sendiri menyelesaikan masalahnya. Lihat saja, saat beberapa kota tergenang air 1,5-2 meter bahkan ada yang dikabarkan meninggal, tapi para pejabat yang ngakunya wakil rakyat malah sibuk dan terus saja disibukkan oleh urusan perut mereka.
Belum lagi masalah pendidikan yang benar-benar menyedihkan, dimana anak-anak harus belajar dibawah bangunan bobrok yang sewaktu-waktu akan roboh dan sebagian lainnya harus belajar didapur salah seorang guru.
Dan yang sudah sekian lama terdengar namun selalu diabaikan adalah masalah perbatasan yang apabila dicaplok Negara lain, para pejabat akan ramai-ramai menghujat, padahal sebelum-sebelumnya mereka selalu adem ayem nggak peduli dengan keadaan daerah perbatasan yang beberapa diantaranya benar-benar terisolasi tanpa akses kemana-mana.
Konon katanya lagi nih, pajak adalah uang dari dan untuk rakyat. Tapi kenyataannya pajak adalah uang dari rakyat dan untuk pejabat demi memakmurkan kehidupan mereka. Dan rakyat…… “I don’t care lah, yang penting perutku kenyang, garasiku penuh aneka mobil, uang melimpah diberbagai bank dan bisa belanja apa pun,” ucap pejabat dengan lantang dan tertawa terbahak-bahak.
Ironis memang, tapi itulah yang terjadi di Negara kecil yang kita cintai ini. sebuah Negara yang tinggal menunggu kejatuhannya saja bila tidak ada orang-orang jujur didalamnya. Orang-orang yang benar-benar bisa membasmi praktek korupsi sekecil apa pun itu, bukan malah orang-orang yang plin-plan dan suka memberikan janji-janji busuk.

Orang bijak taat pajak, uang pajak untuk makan pejabat Negara

Tidak ada komentar: