ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Rabu, 17 Maret 2010

biang kerok ketidak-bahagiaan

Apa sih sebenarnya yang membuat orang bahagia atau tidak bahagia?

Apakah harta melimpah?

Jabatan tinggi?

Anak banyak dan istri banyak?

Waktu kosong?

Tubuh sehat?

Wajah cantik?

Nama terkenal?

Pasangan yang ganteng atau cakep?

Kalau memang hal-hal di atas menjadi penyebab kebahagiaan seseorang, kenapa banyak juga orang-orang yang telah memiliki hal-hal tersebut, tapi kok kelihatannya tidak bahagia juga tuh?

ternyata bahagia atau tidaknya hati kita bukan ditentukan oleh poin-poin yang terjejerkan di atas. Kebahagiaan sebenarnya hanyalah sebuah hal yang sederhana, ia sangat berbanding lurus dengan rasa syukur.

Dengan kata lain, biang kerok yang membuat kita sering merasa tidak bahagia adalah karena kita kurang bersyukur. Memang wajah kita tidak oke, tapi toh kita memiliki dua mata, satu hidung, dan bibir yang normal fungsinya. Memang uang kita tidak banyak, tapi toh kita masih bisa makan dan tidur di bawah atap. Memang kita tidak terkenal, tapi setidaknya kita bukanlah salah satu orang yang dihujat oleh banyak orang.

Hmmm… rupanya kebahagiaan bukan sesuatu yang jauh, sebenarnya kita tinggal menerima apa yang kita miliki saat ini, menyingkirkan biang kerok ketidakbahagiaan, lalu tersenyum karena hari-hari jadi lebih indah dengan bersyukur.


sumber : annida-0nline

Jumat, 12 Maret 2010

sifat teladan seorang gembala

Mendapatkan pimpinan yang mampu memberikan teladan di era ‘carut marut’ saat ini sangatlah sulit, ibarat mencari jarum di dalam lautan jerami.
Kebanyakan pemimpin hanya memikirkan uang, uang, uang dan kekuasaan. Ketika mereka terpilih, hal pertama yagn mereka pikirkan bukanlah kesejahteraan orang-orang yang yang ada dibawahnya, melainkan kesejahteraan dirinya, keluarganya dan bagaimana caranya mendapatkan materi yang lebih banyak lagi.
Seperti kasus pak X, ia adalah seorang manager lapangan yang membawahi semua karyawan-karyawannya. Setelah beberapa tahun perjalanan karirnya, ia pun berencana untuk memperindah ‘istananya’. Awalnya semua berjalan lancar namun ditengah jalan, ia kehabisan bahan bangunan untuk ‘istananya ‘ dan karena dana yang ia miliki belum mencukupi untuk membeli bahan-bahan, ia pun memakai dana untuk gaji karyawannya terlebih dahulu.
Kasus diatas hanyalah sebuah contoh kecil yang seringkali dilakukan oleh pimpinan ‘kelas bawah’ , sementara yang berada di ‘kelas atas’ jauh lebih mengerikan dalam menghisap ‘darah’ orang-orang kecil.
Mereka yang mengaku pimpinan seharusnya belajar dan memperhatikan tingkah seorang penggembala, karena dari sosok penggembala tersembunyi sesuatu yang amat besar nilainya, antara lain :
 Amanah
Penggembala bisa dipercaya mengelola banyak hewan ternak, bukan karena pendidikannya yang tinggi, pengalamannya yang banyak atau hal remeh temeh lainnya, namun karena sang tuan merasa aman menyerahkan ternaknya karena kejujuran si gembala.


 Pekerja keras
Penggembala yang baik akan mencarikan rumput terbaik bagi hewan gembalanya. Gunung tinggi nan terjal tidak akan menjadi halangan baginya untuk mendapatkan rumput dan air yang segar bagi ternak gembalanya.
Tetapi gembala yang malas dan egois, sering memotong jatah makanan ternaknya atau menyuruh ternaknya bekerja mencari makanan sendiri (seperti contoh kasus pak X )


 Melindungi
Penggembala yang baik akan menjaga hewan ternaknya dari kemungkinan gangguan yang mengancam. Upaya memberikan perlindungan dan rasa aman pada ternak menjadi tanggung jawabnya begitu besar dan tampak nyata. Penggembala itu akan menghalau segala kemungkinan serangan yang mengancam keselamatan ternaknya.
Betapa malangnya ketika ada anak bangsa yang dihina dinegeri orang, kemudian tidak ada yang melindungi dan membela hak-haknya.


 Mengayomi
Seorang gembala yang baik akan menghalau dan mencegah ternaknya melakukan kesalahan, tidak membiarkan ternaknya berbuat salah lalu dihukum, contohnya ketika ternaknya mendekati pagar tanaman segera penggembala menghalaunya.



 Menggali dan mengembangkan potensi.
Penggembala yang baik melatih ternaknya untuk mengembangkan diri dan potensinya dengan baik. Jika yang di gembalakannya domba, ia akan memerah susunya,. Jika yang digembalanya sapi atau kerbau, ia melatihnya menarik delman, membajak sawah atau tugas lain yang sesuai dengan potensi dan profesinya.

Sudah selayaknya pimpinan mulai mengedepankan kesejahteraan bawahan-bawahan mereka, karena tanpa adanya bawahan tidak akan ada yang disebut pimpinan. Seringkali pimpinan melupakan hal ini dan menganggap bawahannya hanyalah jongos atau ‘sapi perah’ yang bisa disuruh sana sini tanpa memperhatikan kesejahteraan bawahan.

Selasa, 09 Maret 2010

Uban??? so what gitu looooh...

“Psst, liat deh, ada uban dikepalamu,” ujar Ranti saat melihat sehelai rambut putih dikepala Nana.
“Masa sih, eh buruan ambil, ntar diliat orang-orang mereka sangkain kalo aku udah tua lagi,” sahut Nana dengan sedikit panik.
Kepanikan seperti ini memang wajar terjadi pada anak muda, karena kehadiran uban memang identik dengan masalah usia. Tapi bukan berarti anak muda tidak bisa ubanan lho.
Sebenarnya apa sih warna asli rambut manusia? Pasti deh dengan semangat 45 dan suara yang lantang semuanya teriak “HITAM”.
Padahal, rambut manusia pada awalnya justru berwarna putih. Nah lho…..
Kok bisa gitu??? Jadi begini ceritanya, zat pigmen dalam tubuh setiap manusia berbeda-beda, ada yang sedikit, ada yang banyak. Dan zat inilah yang mempengaruhi warna rambut setiap orang, ada yang hitam, coklat, coklat keemasan, pirang bahkan putih.
Semakin tinggi kadar pigmen yang dimiliki seseorang, semakin gelaplah warna rambutnya. Kadar pigmen yang dimiliki manusia berbeda-beda secara alami atau diturunkan secara genetis, orang tua yang sama-sama berambut gelap misalnya akan memiliki anak berambut gelap pula.
Persoalannya kemudian, kadar pigmen ini tidak dihasilkan secara stabil dan terus menerus seiring perjalanan usia manusia. Ada faktor-faktor yang akan membawa tubuh manusia semakin lambat memproduksi zat pigmen atau malah berhenti sama sekali dan membuat rambut itu pun berubah menjadi putih.
Faktor lainnya adalah kelainan menurun seperti yang dialami orang yang tubuhnya tidak bisa memproduksi pigmen secara keseluruhan seperti pada kasus Albinism (penderita Albino) atau orang yang menderita penyakit vitiligo yang menyerang kulit kepala.
Faktor eksternal pemicu uban pun banyak, diantaranya kehadiran penyakit kronis, problem metabolisme, gaya hidup tak sehat, obat-obatan, terpaan radiasi, dan polusi lingkungan hingga adanya beban pikiran atau stress berkepanjangan.
Salah satu penyakit kronis yang bisa menyebabkan uban adalah Anemia Pernisiosa, salah satu jenis penyakit kekurangan darah yang sering menyebabkan rambut menjadi beruban.
Gangguan metabolisme yang diakibatkan oleh adanya gangguan tiroid, kurang gizi atau gizi buruk juga menyebabkan jumlah enzim pembentuk pigmen didalam tubuh berkurang. Kebiasaan begadang, merokok serta mengkonsumsi minuman beralkohol juga bisa memicu munculnya uban.
Kehadiran uban yang disebabkan faktor eksternal masih mungkin bisa teratasi dengan memperbaiki nutrisi tubuh, mengkonsumsi zat besi dan vitamin B, menghentikan kebiasaan merokok atau minum-minuman beralkohol, memilih gaya hidup sehat serta melakukan manajemen stress adalah sebagian upaya mengatasi hadirnya uban secara dini.
Namun, untuk uban yang dikarenakan usia atau faktor genetik tidak bisa diatasi kecuali dengan pewarnaan. Tapi hal ini bukanlah tanpa resiko, sebab uban juga bisa muncul karena paparan zat kimia, termasuk cat rambut yang kemudian memberi reaksi negatif terhadap kulit kepala dan mempengaruhi produksi zat pigmen melanin.
Yang perlu diingat, zat pewarna rambut , baik yang diproduksi secara alami atau hasil racikan kimiawi, terkadang memiliki resiko alergi dan iritasi.
Jadi kalau ada uban dikepala, biarkanlah, karena salah satu fungsinya kehadirannya adalah untuk mengingatkan manusia tentang umur yang bisa terhenti kapan saja, selayaknya rambut hitam yang dapat berubah menjadi putih dalam waktu yang singkat. ^_^

Jumat, 05 Maret 2010

pesan cinta dari burhan sodiq

 Buat yang masih single
Cinta ibarat kupu-kupu. Makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu di saat tak terduga. Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula menyakiti, tapi cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerimanya. Jadi tenang-tenang saja, jangan terburu-buru dan pilihlah yang terbaik.

 Buat yang ragu-ragu dengan pernikahan
Cinta bukanlah perkara menjadi “orang sempurna”nya seseorang. Justru perkara menemukan seseorang yang bisa menjadikan dirimu menjadi sesempurnanya.

 Buat yang sudah menikah
Kalau cinta jangan katakan “ini salahmu!!!” tapi “maafkan aku, ya?!”
Bukan “kau dimana!” melainkan “aku disini, kenapa?”
Tidak “kok bisa sih kamu begitu!” tapi “aku ngerti kok”
Dan juga tidak “coba, seandainya kau...” akan tetapi “ terima kasih ya, kau begitu...”

 Buat yang patah hati
Sakit patah hati bertahan selama kau menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam kau membiarkannya. Tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.

 Buat yang belum pernah jatuh cinta
Mau jatuh??? maka jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus, tetaplah konsisten tapi jangan sekali-kali ngotot, berbagilah dan jangan sekali-kali tidak fair, berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap-siaplah untuk terluka dan menderita, tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu itu.

 Buat yang ingin menguasai
Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi bila kau mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak bahagia denganmu.

 Buat yang takut mengakui
Cinta menyakitkan bila kamu putuskan hubungan dengan seseorang. Tapi malah lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu. Tapi cinta yang paling menyakitkan adalah bila orang yang kau cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanmu padanya.

 Buat yang masih bertahan mencintai seseorang yang sudah pergi
Hal menyedihkan dalam hidup ualah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta, namun pada akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyia-nyiakan bertahun tahun untuk seseorang yang tidak layak.


sumber: ya Allah aku jatuh cinta

menopause: momok menakutkan bagi wanita

Menopause (berhentinya masa haid) sebenarnya sebuah peristiwa alami yang tidak bisa dihindari oleh semua perempuan berusia 50 tahun keatas.
Namun dijaman yang modern dan serba cepat ini, menopause tidak hanya menyerang mereka yang sudah berumur tapi juga mereka yang diusia 30-40 tahun.

Penyebab menopause dini bisa bermacam-macam diantaranya :
o Operasi pengangkatan rahim dan indung telur untuk mengatasi gangguan serius pada organ reproduksi, seperti endometriosis. Perempuan yang mengalami pengangkatan rahim dan indung telur otomatis terhenti produksi hormone estrogennya. Sehingga bisa mengalami menopause dini meski belum berusia 50 tahun.
o Pengobatan dengan kemoterapi dan radiasi akibat kanker rahim atau kanker indung telur.
o Gaya hidup seperti melakukan diet ketat dengan memakan bermacam-macam obat pelangsing karena tidak sabar ingin cepat menurunkan berat badan yang membuat fungsi ovarium terganggu, sehingga kadar estrogen menurun dan akhirnya menghentikan haid. Gangguan fungsi ovarium juga bisa disebabkan oleh merokok dan minum minuman beralkohol.
o Pola makan yang salah. Lebih menyukai makanan ‘bergengsi’ seperti junkfood ketimbang makanan tradisional seperti tahu dan tempe.


Cepat atau lambat menopause pasti akan datang, jadi tidak ada salahnya jika kita mengetahui apa saja gejala-gejalanya, agar lebih siap menghadapinya ^_^
Berikut adalah gejala-gejalanya :
 Perubahan siklus haid, dapat menjadi lebih pendek atau justru lebih panjang dari biasanya.
 Hot Flashes atau rasa panas dan terbakar pada tubuh bagian atas yang terjadi akibat peningkatan aliran darah didalam pembuluh darah, diwajah, leher, dada dan punggung. Kulit menjadi merah dan hangat disertai keringat yang berlebihan. Hot Flashes dialami oleh sekitar 75 % perempuan menopause.
 Gejala psikis dan emosional, seperti kelelahan, mudah tersinggung, susah tidur dan gelisah bisa disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen.
 Pusing, kesemutan dan palpitasi (jantung berdebar)
 Hilangnya kendali terhadap kandung kemih (beser)


Perempuan pasca menopause akan mengalami beberapa gangguan kesehatan, mulai dari depresi, jantung koroner, stroke, dan kanker usus besar. Ironisnya, banyak perempuan yang tidak menyadari dirinya telah mengalami menopause. Akibatnya menghilangkan gangguan kesehatan yang dirasakan, mereka mengobatinya secara simtomatis atau berdasarkan gejala sakitnya. Artinya, mereka minum obat pusing ketika merasa pusing, obat pegal saat seluruh badannya pegal atau minum obat tidur ketika sulit tidur. Padahal, segala keluhan itu muncul karena tubuh sudah tidak memproduksi hormon estrogen lagi.

Jadi buat mereka yang sudah ‘terlanjur’ mengalami menopause, penyembuhan yang paling tepat adalah menambah hormon estrogen dari luar kedalam tubuh. Dengan cara Terapi Sulih Hormon (TSH). Dengan terapi ini rasa murung pasca menopause akan hilang, tidak lagi merasakan jantung berdebar-debar, pusing atau merasa pegal-pegal dan kembali mendapatkan menstruasi.

Namun secanggih apapun buatan manusia, pastilah ada sisi negatifnya. Demikian pula dengan TSH ini, terapi ini memiliki resiko kanker payudara, terutama pada pasien yang memiliki sejarah kanker dalam keluarganya.

Sementara cara lain untuk mengatasi gangguan kesehatan pasca menopause adalah mengkonsumsi fitoesrogen bisa ditemukan pada pepaya, bengkuang, teh hijau, kacang kedelai, tempe, tahu, oncom.
Fitostrogen juga bisa didapat dari biji-bijian seperti gandum, wijen, biji bunga matahari dan kacang tunggak.
Selain itu harus rajin berolahraga, berjemur disinar matahari pagi dan minum susu bebas lemak.

Namun selayaknya TSH, Fitoestrogen pun memiliki kelemahan, yakni tidak bisa mencegah kerapuhan tulang/esteoporosis serta tidak mengatasi kekeringan pada organ intim perempuan.

At least, menjalani hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat, olahraga teratur serta istirahat yang cukup merupakan modal bagi masa menopause yang menyenangkan.

Sumber: Alia des’09

Kamis, 04 Maret 2010

su udzon: the danger zone

Kamu kudu berhati-hati sama penyakit yang satu ini! Nama bekennya su’udzon alias buruk sangka. Penyakit berbahaya ini bisa menginfeksi hati dan pikiran tanpa disadari layaknya virus. Akan tetapi, kalau virus flu burung dan flu babi paling banter membunuh jasad, virus su’udzon bisa memecah belah umat. Penyakit su’udzon juga disinyalir bisa mendatangkan dosa lebih besar daripada perzinahan. Oh ya?

Apa sih Bahayanya Su’udzon?Dampak yang dibawa oleh su’udzon sangat serius. Su’udzon dapat membutakan mata hati dari kebenaran, juga dapat memancing untuk berprilaku buruk pada orang lain. Apakah kamu tidak menyadarinya?

Di banyak negara, begitu sering perlakuan tidak senonoh diterima oleh kaum Muslim, mulai dari caci maki dan cap sebagai teroris, sampai tindakan penyiksaan fisik. Bukankah hal ini sebagian besarnya diawali dari penyakit buruk sangka yang kemudian tumbuh menjadi kebencian?

Ambil contoh yang tidak terlalu jauh, kalau kamu bertemu dengan seseorang kemudian kamu tersenyum padanya tapi ia tidak membalas senyummu, bukankah sering kali bibit su’udzon tersemai di hatimu? Ada bisikan yang mengatakan, sombong amat sih tuh orang, berjilbab sih berjilbab… juteknya amit-amit.

Inilah contoh ringan bahayanya su’udzon, secara tidak sadar kamu telah menanam prasangka buruk tentang orang itu, dan begitu kamu bertemu dengan ia lagi di lain waktu, bisa jadi kamu tidak lagi memberi senyuman padanya, karena di otakmu sudah ada sinyal, percuma kasih senyum sama orang sombong kayak dia. Kemudian kamu memberitahu perihal kejutekan orang berjilbab itu pada teman-temanmu yang lain, sampai mereka pun tahu kalau si fulanah itu sombong dan nggak ramah.

Su’udzon telah menutup hati dari kebenaran dan menimbulkan sikap buruk pada orang lain, kamu tidak tahu kalau ternyata gadis yang tidak membalas senyummu waktu itu memiliki rabun parah dan saat berpapasan denganmu ia sedang tidak mengenakan kacamatanya karena pecah. Kalau kamu tidak buru-buru bersu’udzon, bukankah hatimu akan jauh lebih sehat? Juga tidak perlu tersebar fitnah buruk yang merugikan orang lain.

Contoh lain su’udzon ada pada sebuah kisah menarik di buku Seven Habits for Teens karangan Sean Covey. Cerita singkatnya begini: Ada seseorang, anggap saja bernama A, sedang menunggu kedatangan pesawatnya di ruang tunggu keberangkatan bandara. Karena bosan, ia ingin sekali memakan snack yang ia beli tadi. Belum lagi ia makan, tiba-tiba seseorang mengambil snack dari tempat duduk di sampingnya dan tanpa minta izin langsung membuka dan melahap isi snack itu. Tentu saja A kaget luar biasa dengan tindakan tidak sopan orang tersebut, anggap saja ia bernama B.

A langsung merebut snack-nya dari tangan B, kemudian memakan snack-nya itu dengan emosi. Menjengkelkan, setelah itu si B masih dengan tidak tahu malunya mencomot isi snack itu dari tangan A, mukanya pun tak menunjukkan rasa bersalah sama sekali, ia ikutan melahap isi snack tersebut. Mungkin ia terbiasa melakukan hal memalukan seperti itu. A kemudian meraup lebih banyak snack dan cepat-cepat menghabiskannya, sementara B masih asyik ikutan memakan snack itu sampai habis.

Begitu akhirnya pesawat tiba, dan A sudah duduk di dalamnya, alangkah terkejutnya ia ketika membuka tas, rupanya snack yang ia beli masih berada di dalam tasnya. Berarti, snack yang tadi ia makan adalah snack milik B. Oalah… siapa kini yang lebih memalukan? Prasangka buruk memang nggak ada bagus-bagusnya, namanya saja sudah buruk, cuma bikin malu. Makanya… jauh-jauh deh sama su’udzon!

Bentuk-bentuk Su’udzon

Sobat, su’udzon ada berbagai macam, mulai dari yang remeh sampai yang skala gawat, yang jelas semuanya musti dihindari karena tidak ada yang membawa kebaikan. Allah sendiri telah memperingatkan kita untuk menjauhi buruk sangka, karena kebanyakan prasangka adalah dosa.

Beberapa bentuk su’udzon antara lain:
· Su’udzon Pada Allah Hati-hati! Su’udzon pada Allah bahkan bisa dilakukan tanpa disadari, ketika kamu mengeluh tentang nasibmu misalnya. Yang paling bahaya dari berprasangka buruk pada Allah: Su’udzon kamu akan dikabulkan oleh Allah, karena sesungguhnya Allah mengikuti prasangka hamba-Nya. So, hati-hati dengan prasangkamu!

· Su’udzon Pada Sesama Muslim

Su’udzon pada sesama Muslim mungkin merupakan hal yang paling sering kita lakukan, baik sadar ataupun tidak. Melihat seorang muslimah berjilbab yang berpakaian model jadul, hati kita merutuk… iih, memburukkan citra muslimah aja sih, kuno amat! Padahal bisa jadi beliau itu memang tidak mampu untuk membeli baju baru. Daripada su’udzon, kita kan bisa menanyakan langsung atau mengusulkan padanya untuk berpakaian lebih modis misalnya. Su’udzon pada saudara sendiri sama sekali nggak oke, sudahlah tidak membawa manfaat, kalau prasangka buruknya salah malah bikin tengsin.

· Su’udzon Pada Nonmuslim

Ada seorang bapak yang melarang putrinya untuk berteman dengan tetangga mereka yang nonmuslim, ngobrol pun nggak boleh, karena khawatir mendapat pengaruh buruk dari mereka. Duh, memangnya Rasul mengajarkan kita untuk seperti itu? Nggak kalee! Bahkan Rasulullah datang menjenguk seorang Yahudi yang sakit. Bukankah Islam adalah rahmat bagi seluruh alam? Kalau pada nonmuslim bawaannya su’udzon melulu, bagaimana kita bisa memperlihatkan keindahan Islam pada mereka?

Harus Gimana Doong?

Mungkin kamu jadi bingung, panik, dan bertanya-tanya, terus gue musti gimana? Secara… gue sering banget berprasangka tanpa gue sengaja. Sumpah deh…gue nggak sengaja su’udzon. Masa’ iya kalau nggak sengaja dapat dosa?

Oke, tenang! Tenang! Nie sedikit tips yang mudah-mudahan bisa membantumu mengurangi kebiasaan bersu’udzon:

1. Setiap ada prasangka negatif, istighfarlah sebanyak-banyaknya!
Bisa jadi prasangka itu datangnya dari setan yang pastinya berusaha menggelincirkanmu dari jalan ke surga. Makanya jangan diikuti! Kalau ada prasangka kurang bagus terhadap orang lain, langsung saja baca ta’awudz, minta perlindungan Allah dari godaan setan yang terkutuk! Apalagi kalau prasangka itu sangat kuat bercokol di benakmu.

2. Langsung cari informasi dari orang pertama.
Begitu timbul prasangka, cobalah untuk menanyakan langsung kebenarannya pada pihak yang terkait. Jangan ditunda-tunda dan jangan malah bertanya pada pihak lain yang bisa jadi malah mengembuskan pergunjingan!

3. Cari Prasangka Tandingan
Untuk menyelamatkan hatimu dari infeksi su’udzon, ketika prasangka buruk melanda sedangkan kamu tidak bisa menanyakan langsung kebenarannya pada pihak terkait, segera cari kemungkinan-kemungkinan lain tentang hal tersebut. Misalnya, kamu melihat seorang laki-laki berjenggot dengan perempuan jilbaban sedang menautkan kedua tangan mereka, romantis bak truk gandeng, tapi kamu tahu banget mereka berdua sama-sama single, dan nggak mungkin saudara kandung, warna kulitnya beda, bentuk muka beda, tampang nggak mirip sama sekali. Timbullah prasangka negatif di benakmu.

Coba deh cari prasangka tandingan, mungkin saja mereka saudara sepupu? Atau bisa jadi mereka saudara sepersusuan? Ada banyak kemungkinan yang bisa kamu pikirkan agar tidak terjerat su’udzon. Yang paling bagus sih coba langsung tanyakan kebenarannya pada pihak terkait! Kalau prasangka awalmu benar, kamu bisa sekaligus mengingatkan saudaramu dari kelalaian. Ya kan?

Su’udzon Jangan, Waspada Perlu!

Lho apa bedanya?
Su’udzon dan waspada memang terkesan mirip, tapi sebenarnya beda banget. Waspada itu muncul karena sudah memiliki ilmunya, sudah ada pengetahuan tentang hal terkait, dan bisa membuat diri jadi hati-hati, sedangkan su’udzon datang dari pemikiran sendiri, seringnya sih malah menghasilkan gunjingan.

Beda dengan su’udzon, waspada itu perlu! Contoh mudah, kamu sudah memiliki pengetahuan tentang hipnotis, ada orang yang bisa menghipnotis hanya dengan menggunakan asap rokok, dan modusnya biasanya dengan menanyakan sesuatu, entah itu menanyakan jam, alamat, dan sebagainya. Maka, ketika kamu sedang sendirian di tengah malam, kemudian didatangi oleh seseorang yang lagi mengisap rokok dan tiba-tiba menanyakan jam berapa, kamu perlu waspada… jangan-jangan orang itu punya niat kurang baik, dengan demikian kamu akan lebih berhati-hati.

Kalau Harus Su’udzon, Alamatkanlah Pada Diri Sendiri!

Kita seringkali terbalik, pada orang lain berprasangka buruk, sementara pada diri sendiri berprasangka baik. Ah, gue kan udah sering shalat tahajjud, dhuha, shalat lima waktu juga selalu tepat waktu, kalau ada muhasabah selalu bisa nangis, baca Quran sehari satu juz, insya Allah dosa-dosa kecil gue bakal diampuni Allah, yah… mudah-mudahan bisa jadi salah satu penghuni surga-lah.

Padahal kalau boleh su’udzon, kita seharusnya mengalamatkannya untuk diri sendiri. Ketika melihat ada pekerjaan yang tidak beres, cepat-cepat bersu’udzon… jangan-jangan gara-gara saya? Kalau sudah merasa dirimu dekat dengan Allah, setiap doamu langsung dikabulkan oleh-Nya, maka bersu’udzonlah pada dirimu! Barangkali Allah mengabulkan doa-doamu bukan karena bagusnya kualitas ibadahmu, melainkan untuk menguji sebaik apa rasa syukurmu. Dengan demikian, kita tidak akan pernah kegeeran dan memandang terlalu tinggi pada diri sendiri


sumber: annida