ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Jumat, 20 Januari 2012

curhat seorang jomblo akut


Jadi jomblo nggak selamanya menyenangkan. Beberapa buku (bahkan banyak) sering ‘mengatakan’ jomblo adalah anugerah, dimana kamu bisa ngelakuin banyak hal tanpa harus mengkhawatirkan perasaan pasangan.
Dititik itu, semua benar. tapi sadarkah para penulis itu, bahwa setiap kebaikan akan selalu diikuti keburukan. Begitu juga dengan status jomblo. Disamping menyenangkan, sebuah rasa menyakitkan selalu mengintai setiap saat dan kapan saja ada peluang, ia akan muncul kepermukaan.
Menjadi jomblo adalah takdir namun bukan kutukan. Jomblo akan terasa menyakitkan bila orang-orang sekitarmu selalu membicarakan tentang gebetan, pacar dan mantan pacar (yang masih setia menanti mereka a.k.a CLBK) selama 24 jam penuh.
Mereka bercerita tanpa mempedulikan sedikit pun perasaan seorang jomblo yang melongo dengan mupeng plus berliuran (iuh… parah banget kan?!) disebelah mereka. Belum lagi hal yang diceritain selaluuuuuuu itu lagi-itu lagi.
“Ih, aku tuh benci banget sama A. omongannya nggak bisa dipegang, plin-plan gitu deh. Makanya aku putusin dia.”
Baru dengar sepenggal kalimat ini aja si jomblo disebelah langsung berpikiran, ‘wuidih, hebat banget nih cewek. Tegas gellllaaa,’ seraya memandang takjub.
Eh, belum setengah jam ngomongin si A, tu cewek cerita lagi sambil jari-jarinya terus aja mencet-mencetin HP kayak noyor kepala anak tetangga yang buandel. “Tadi malam aku nangis loh, asli baru kali itu aku nangis gara-gara cowok. Kata-katanya itu dalam banget,”
“Memangnya dia ngomong apa? Pasti menyakitkan. Dia kan kalo ngomong memang gitu,” timpal seorang teman yang nota bene juga mantan cowok gebetan tu cewek.
Sampai disini si jomblo masih bengong dan melongo ngedengerin pembicaraan ngga mutu itu. Status si jomblo saat itu bagaikan obat nyamuk.
“Nggak ada yang tau kata-katanya, cuma aku aja yang tau,” sahut tu cewek dengan bangganya. (ya iyalah secara dia yang sms-an ama tu cowok,  gimana yang lain bisa tau coba?). tapi nggak perlu lama-lama menunggu, tu cewek langsung cerita panjang X lebar perihal penyebab dia mengeluarkan airmata (Bombay?!)
Ntah mereka sadar atau nggak atau memang nggak peduli, didekat situ ada teman mereka yang menderita jomblo akut, yang mau tidak mau harus mendengarkan obrolan itu. Sebuah obrolan dengan tema dan judul yang selalu sama setiap harinya. Sampai-sampai si jomblo hapal nama-nama cowok yang mereka rumpiin.
Mau tidak mau, suka tidak suka, si jomblo harus menelan ‘pil pahit’ itu bulat-bulat.
Menyandang status jomblo ternyata nggak semudah mencukur bulu ketek, yang tinggal ambil alat cukur dan langsung dapat memangkasnya hingga bersih.
Jomblo, ibarat jalan setapak berliku nan licin menuju puncak gunung tertinggi yang apabila salah langkah sedikit saja maka akan tergelincir (menjadi lesbi? @_@ ) wkwkwkwkw….
Jomblo juga seperti makanan paling nggak enak sedunia tapi harus tetap dimakan kalo nggak mau mati kelaparan.
Dan sadar atau tidak, bila seorang jomblo sudah merasakan tanda-tanda diatas bisa dipastikan dia sudah memasuki tahap yang menjengkelkan. Ada beberapa cara halus yang bisa dilakukan si jomblo untuk ‘menyentil’ teman-temannya yang tak berperasaan itu agar mereka dapat mengerti kemalangan si jomblo tersebut.
Pertama, dengan menggantung karton didepan dada yang bertuliskan, “Please, kasihani pengidap jomblo akut disebelah kalian.”
Atau
“Kesenangan kalian adalah kesengsaraan kami para jomblo.”
Atau yang sedikit ekstrem, begitu orang-orang tak berperasaan itu memulai cerita dengan topik yang sama,  langsung deh obrak-abrik isi rumah. Mulai ngeberantakin cucian kotor, mecahin piring-piring, ngeluarin baju-baju dalam lemari terus ngelempar lemarinya ke orang yang lagi lewat didepan rumah (salah sendiri, jalan nggak liat-liat suasana hati si empunya rumah).
Nah, kalo teman-teman yang tak berperasaan tadi menanyakan sebab perlakuan barbar tadi dengan ekspresi takut dan bingung, baru deh dijawab so so so santai, “Mau nyari cowok, biar bisa ikutan nimbrung bareng kalian. Ya kali aja diantara barang-barang itu ada cowok yang lagi ngumpet.”
The last but not least, manusia ternyata benar-benar makhluk yang nggak memiliki rasa puas. Terbukti dari cerita-cerita yang sering mampir ditelinga, setiap kali mereka menemukan satu aja kelemahan dalam diri si cowok, udah……. Itu artinya game over untuk hubungan mereka.
Ckckckck kalo dipikir-pikir mana ada sih manusia yang sempurna. Semua pasti punya kelemahan. Ntah yang bibirnya manyun, hidungnya bengkok, matanya timbilan dll dsb.
Tapi begitulah cara pandang anak muda jaman sekarang (tentu aja yang selalu eksis meng-update pacar-pacar mereka). Sementara yang berpredikat jomblo akut nan lumutan, masih aja jalan ditempat, celingak-celinguk memandangi sekeliling kalo-kalo ada tangan melambai yang memanggil (untuk nanya alamat palsu?!).







Ada-ada saja tingkah para pejabat untuk mencari uang. Dari mulai menyunat dana rakyat hingga terang-terangan menggunakan uang dari rakyat untuk kenyamanan hidup mereka. Sementara rakyat terus-terusan disuruh bayar pajak.
Kabar yang terbaru dari para anggota dewan adalah renovasi ruangan rapat dan toilet yang serba wah. Untuk ruangan rapat sendiri menghabiskan 20,3 miliar uang rakyat. Sebenarnya ruangan rapat itu sendiri masih sangat layak untuk digunakan dan tidak harus direnov. Kecuali, tentu saja kalau ruangan itu bocor (yang kalau hujan bakalan basah), dindingnya sudah retak sana-sini, pokoknya sudah uzur gitu deh. Nah ini, ruangan masih bagus, belum ada cacat dimana pun tapi udah main renov-renov aja.
Bukan hanya renovasinya saja yang menelan biaya besar namun perabot-perabotnya pun impor dan pastinya mahal geellllaaaa. Kursi dan mejanya sendiri barang impor dari Jerman, lampu penerangnya ada 4 buah (@ 250 juta), belum lagi televisi-televisi berlayar LED, karpet seharga 5 juta per M2 (sementara ruangan itu ukurannya 10 X 10 m2), dinding panel berteknologi peredam suara, serta perangkat teknologi informasi dan tata suara lainnya.
Sementara untuk renovasi toiletnya masih belum santer terdengar, kemungkinan biaya renovasinya lebih kecil makanya gaungnya nggak gitu terdengar. Tapi apa pun itu, tetap aja (aku menyebutnya) mubazir, sesuatu yang belum pantas untuk diganti malah sudah dibongkar sana-sini.
Konon katanya, para pejabat adalah wakil rakyat dimana mereka lah yang bertugas menyampaikan aspirasi dan suara rakyat. Mereka dipilih karena rakyat menghormati dan menganggap mereka jauh lebih berpendidikan serta pandai. Namun yang terjadi justu sebaliknya, para pejabat, yang mungkin awalnya ‘lurus’ berubah menjadi seorang berengsek tidak baik, ntah karena silau oleh rupiah atau mereka ‘digigit vampir’ yang sudah lebih dulu menduduki kantor dewan.
Rakyat yang seharusnya menjadi prioritas terpaksa harus berjuang sendiri menyelesaikan masalahnya. Lihat saja, saat beberapa kota tergenang air 1,5-2 meter bahkan ada yang dikabarkan meninggal, tapi para pejabat yang ngakunya wakil rakyat malah sibuk dan terus saja disibukkan oleh urusan perut mereka.
Belum lagi masalah pendidikan yang benar-benar menyedihkan, dimana anak-anak harus belajar dibawah bangunan bobrok yang sewaktu-waktu akan roboh dan sebagian lainnya harus belajar didapur salah seorang guru.
Dan yang sudah sekian lama terdengar namun selalu diabaikan adalah masalah perbatasan yang apabila dicaplok Negara lain, para pejabat akan ramai-ramai menghujat, padahal sebelum-sebelumnya mereka selalu adem ayem nggak peduli dengan keadaan daerah perbatasan yang beberapa diantaranya benar-benar terisolasi tanpa akses kemana-mana.
Konon katanya lagi nih, pajak adalah uang dari dan untuk rakyat. Tapi kenyataannya pajak adalah uang dari rakyat dan untuk pejabat demi memakmurkan kehidupan mereka. Dan rakyat…… “I don’t care lah, yang penting perutku kenyang, garasiku penuh aneka mobil, uang melimpah diberbagai bank dan bisa belanja apa pun,” ucap pejabat dengan lantang dan tertawa terbahak-bahak.
Ironis memang, tapi itulah yang terjadi di Negara kecil yang kita cintai ini. sebuah Negara yang tinggal menunggu kejatuhannya saja bila tidak ada orang-orang jujur didalamnya. Orang-orang yang benar-benar bisa membasmi praktek korupsi sekecil apa pun itu, bukan malah orang-orang yang plin-plan dan suka memberikan janji-janji busuk.

Orang bijak taat pajak, uang pajak untuk makan pejabat Negara

Miskin adalah Anugerah


Weeeekkkk….. anugerah?
Nah loh, kok bisa gitu? Bukannya kalau miskin itu identik dengan kekurangan, terus dimana letak anugerahnya?
Pasti itulah yang terbersit dibenak ketika mendengar ada yang mengatakannya.
Hehehe sebenarnya mau kaya, miskin, pendek, kurus, atau gemuk semua adalah anugerah. Andai manusia itu selalu bersyukur. Namun yang terjadi, orang-orang justru lebih suka menganggap kaya, cantik, pintar dsb itulah yang dinamakan anugerah, sementara yang sebaliknya malah dikatakan kesialan.
Sebuah pertanyaan normal dan sering diajukan, terdengar biasa namun memiliki makna begitu dalam. “Apa semua orang kaya dan berduit selalu merasa bahagia?,”
Orang (yang mungkin kelas bawah) akan langsung berteriak lantang. “Tentu saja, mereka punya uang, bisa membeli apa pun yang diinginkan,”
Ok, jawaban itu nggak sepenuhnya salah. Tapi juga nggak sepenuhnya  benar.
Rakyat jelata berhak dan boleh menjawab seperti itu karena mereka memang hidup serba kesusahan dan kekurangan. Dalam benak mereka, seandainya mereka memiliki uang maka mereka akan membeli atau mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Tidak perlu merasakan kelaparan karena nggak ada makanan, rumah bocor bila hujan, nggak dikejar-kejar penagih hutang. Pendek kata, hidup terasa damai.
Tapi benarkah seperti itu?
Sebenarnya menjadi kaya dan banyak uang tidak menjamin seseorang selalu merasa bahagia.
Nggak percaya?
Yuk kita tengok kebelakang sejenak.
Berapa banyak orang kaya yang berhasil me-manage uang dan harta bendanya?
Berapa banyak orang kaya yang bisa tidur nyenyak tanpa harus memikirkan maling yang mungkin ‘menyatroni’ rumahnya?
Berapa banyak orang kaya yang punya berjuta-juta bahkan bermilyar-milyar uang namun tidak merasa kesepian?
Semua jawabannya bisa dihitung dengan jari. Sebagaimana yang sering kita dengar, diluar sana sebagian besar para pecandu narkoba atau miras kebanyakan adalah mereka yang berekonomi menengah keatas. Hal ini menggambarkan (menurutku pribadi) mereka tampak galau dan nggak tau harus ‘membuang’ uang mereka kemana.
Orang-orang kaya meskipun sebagian besar uang mereka tersimpan aman di Bank, namun tak dipungkiri rasa was-was sering menghampiri. Benak mereka membayangkan orang-orang yang gelap mata menguras isi rumah dan mengambil barang-barang berharga lainnya yang dapat diuangkan. Bahkan seringkali media memberitakan kasus pencurian yang disertai pembunuhan.
Banyak orang memiliki materi namun selalu kesepian, karena suami atau orang tua terlalu sibuk mencari dan menimbun rupiah, hingga lupa dengan keluarga yang menanti dirumah. Secara langsung atau tidak, hal inilah yang mengakibatkan perselingkuhan dan anak-anak terjerumus kedalam pergaulan bebas tanpa batas dengan niat mencari perhatian  yang tidak didapatnya dari keluarga.
Satu lagi, yang mungkin sering terlupakan oleh kita semua. Orang kaya selalu kebingungan untuk menu makanan mereka sehari-hari, sementara orang tidak mampu tidak pernah peduli dengan jenis makanan yang akan mereka konsumsi, bagi mereka yang terpenting adalah makanan itu mengenyangkan dan memberikan tenaga untuk mereka.
Sebuah ‘anekdot’ terkenal mengenai dua jenis orang ini :
Orang kaya bertanya : Dimana lagi kita makan hari ini?
Sementara orang miskin : Apa lagi yang bisa kita makan hari ini?
Dan para pejabat Negara bertanya : Siapa lagi yang akan kita makan hari ini?
Bercita-cita menjadi kaya, boleh-boleh saja. Nggak ada yang larang. Tapi harus ingat juga bahwa kaya belum tentu bahagia.

Yup, benar. miskin adalah sebuah anugerah seandainya orang-orang mau memikirkannya secara mendalam.
Lalu bagaimana dengan kamu sendiri? Masihkah kamu merasa miskin adalah sebuah kutukan yang harus diakhiri?   ^_^

poligami. lagi-lagi poligami


Satu lagi kisah dari banyak kisah yang kutemukan di sekitar hidupku tentang poligami yang memilukan dan salah kaprah.
Seorang wanita yang tidak lagi muda, berusia ± 40an, harus hidup bersama 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil.  Sementara sang suami, tertawa-tawa bahagia dalam pelukan wanita lain yang nota bene adalah istri barunya.
Belum lagi keresahannya akan hidup sendiri menghidupi ketiga anaknya selesai, ia  pun masih harus berpusing-pusing ria manakala si sulung mengalami cedera. Pangkal lengannya membengkak gara-gara menabrak tiang besi net disebuah lapangan ketika sedang bermain-main..
Wanita ini begitu panik melihat bengkak yang membesar ditangan sang buah hati, dan karena terkendala biaya, ia harus puas memeriksakan kesehatan anaknya di puskesmas daerah setempat.
Bisa ditebak,  bagaimana peningnya wanita itu ketika menghadapi persoalan yang begitu pelik. Karena selain memikirkan biaya pengobatan untuk sang anak, ia juga masih harus  ‘bergelut’  dengan urusan makan sehari-hari yang sebelumnya juga sudah begitu sulit.
Suaminya?  Ntah, apakah lelaki itu mendengar kesusahan istrinya namun cuek saja karena masih asyik dengan status  pengantin barunya atau memang benar-benar tidak tau menahu tentang anaknya.
Membicarakan masalah poligami sama seperti ngomongin cewek, nggak pernah ada habis-habisnya untuk selalu dibahas. Selalu saja ada hal ‘menarik’ didalamnya. Ibarat bawang yang meski kulitnya tipis namun banyak lapisan yang dapat dikupas.
Agama memang tidak melarang poligami, namun meskipun tidak dilarang syarat-syarat nya pun berat bahkan sangat berat. Salah satunya, adil. Bagi sebagian orang menganggap enteng syarat utama ini. dibenak mereka adil berarti tetap menafkahi kebutuhan istri sebelumnya. Hanya itu, tidak lebih. Padahal, adil yang dimaksud disini lebih dari itu.
Apakah adil namanya bila seorang lelaki memberi ‘tunjangan’ yang sama besarnya setiap bulan sementara istri yang satu memiliki anak 5 dan istri yang lainnya memiliki 1 anak saja?
Tidak, itu bukan adil tapi justru penyiksaan.
Ya, penyiksaan secara tidak langsung. Sekarang coba pikir, misal perbulan seorang pria memberikan uang belanja dan pendidikan perbulan masing-masing Rp. 1.000.000,- . untuk istri yang memiliki satu anak saja pasti akan sangat mudah mengatur dan menggunakan uang tersebut karena yang dibiayai hanya satu orang anak plus satu suami.
Sementara untuk istri yang memiliki 5 orang anak, pastilah akan keteteran dan kebingungan, memikirkan bagaimana caranya agar uang yang ada cukup untuk biaya makan selama sebulan dan biaya sekolah anak-anaknya yang 5 orang tadi.
Dua contoh diatas hanyalah segelintir dari kesalah kaprahan pelaku poligami, diluar sana masih begitu banyak contoh-contoh lain yang mungkin saja lebih memiriskan hati dan perasaan.

  

Kamis, 19 Januari 2012

poligami.......

sebuah kata yang singkat namun selalu berujung pada pro dan kontra.
pengikut pro lebih banyak dari kaum pria, sementara kontra justru sebaliknya di dominasi oleh kaum hawa.

poligami menurut Habiburahman El Shirazy "Poligami itu rukhsah (keringanan dari Allah SWT). seperti sholat boleh duduk bagi orang sakit, seperti juga sholat jama dan qashar bagi orang yang bepergian jauh. asal syariatnya ya monogami, dan jika poligami mendatangkan mudharat, bukan manfaat maka hukumnya bisa jadi makruh bahkan haram. jadi tidak sembarangan, namanya saja rukhsah...."

sementara menurut ustad Quraish Shihab "Poligami bukanlah anjuran, poligami lebih mirip dengan emergency exit dalam pesawat terbang yang hanya boleh dibuka dalam keadaan darurat dan atas seizin dari pilot."

namun para poligamers seringkali berlindung dan mengatakan bahwa poligami adalah sunnah atau anjuran. padahal, poligami sama sekali bukan sunnah atau anjuran, anggapan ini semata-mata berakar dari kekeliruan dalam memahami ayat dan sunnah nabi SAW.

anggapan Anjuran itu bersandar pada surah An-nisa ayat 3, namun mereka pun mengutipnya hanya sebagian, yaitu dibagian,"Maka nikahilah yang kamu senangi dari perempuan-perempuan (lain): dua, tiga, atau empat"
sementara lanjutannya yang berbunyi "lalu jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka seorang saja,atau budak-budak perempuan yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya" selalu tertinggal jauh bahkan diabaikan.

sementara anggapan Sunnah bersandar pada kehidupan Nabi SAW yang berpoligami.
kalaupun Nabi SAW dalam 8 tahun terakhir hidupnya berpoligami, tidak lantas bisa dikatakan bahwa berpoligami itu sunnah.
sebagaimana yang dikatakan ustad Quraish Shihab "tidak semua yang wajib atau terlarang bagi Beliau, wajib dan terlarang juga bagi umatnya. contohnya, rasul SAW diwajibkan untuk bangun sholat malam sementara umatnya hanya sebatas sunnah"
selain itu, mengapa hanya 8 tahun terakhir kehidupan Beliau saja yang disorot? mengapa bukan tahun-tahun sebelumnya, dimana Beliau lebih lama bermonogami yaitu 25 tahun dengan seorang wanita yang bahkan jauh lebih tua dari Beliau?

hal ini membuat 'penonton' bertanya-tanya, "apa motivasi paling dasar saat para poligamers memilih jalan itu? Apakah untuk pelampiasan 'kelebihan' nafsu? atau yang terjadi justru sebaliknya, memilih poligami agar bisa disebut lelaki kuat, gagah dan penuh talenta? atau merasa menjadi hero ketika dirinya tlah memenangi peraihan atas diri perempuan dengan kata lain merasa dirinya hebat karena tlah 'mengoleksi' sekian perempuan dalam hidupnya?

sebenarnya, seorang pria 'diperbolehkan' poligami dengan syarat adil yang ketat, si istri nusyuz (durhaka) terhadap suami, dan mandul (namun ini pun harus ada ikhtiar untuk berobat terlebih dahulu).
yang sering jadi masalah, para poligamers selalu yakin bahwa mereka bisa berlaku adil, padahal tidak seorangpun dari mereka yang dapat benar-benar menjamin bahwa diri mereka akan berlaku adil.

poligami menyangkut agama. karena itu harus hati-hati menyimpulkannya, jangan terjebak dengan alasan diperbolehkan agama, tanpa pertimbangkan kemudratannya.
bagaimana perasaan istri dan anak? mungkin mereka mengijinkan tapi harus menahan airmata sedalam-dalamnya dan menutup luka batin yang sakit berkepanjangan dan yang terpenting apakah bisa adil???
mungkin inilah salah satu alasan Turki mengharamkan poligami dan Maroko melarang total rakyatnya untuk melakukan poligami.

Ibnu Sahil dalam tulisannya mengatakan,"jika ada satu ayat yang membolehkan poligami dengan syarat bisa berlaku adil, dan lalu disusul pula dengan ayat lain yang menyatakan bahwa manusia tidak mungkin dapat berlaku adil (An-nisa ayat 129), maka ini satu pertanda bahwa poligami bukanlah hal yang ringan dan bukan menyangkut persoalan mampu atau tidak."

(dari berbagai sumber)
Berdasarkan hadits-hadits yang akan disampaikan berikut ini, terdapat tujuh kelompok orang yang do’anya pasti diijabah oleh Allah, mereka itu ialah; 1) Orang yang dizhalimi, 2) Orang yang sedang bepergian, 3) Orang Tua kepada anaknya, 4) orang yang shaum, 5) Pemimpin yang adil, 6) Seorang Muslim kepada saudaranya, 7) Anak kepada orang tuanya.

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga do’a yang diijabah, tidak ada keraguan padanya: Do’a orang yang dizhalim, do’a orang yang sedang bepergian, dan do’a orangtua terhadap anaknya. (HR. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga orang yang do’anya tidak ditolak, do’a orang yang shaum sampai ia berbuka, do’a pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizhalimi, Allah mengangkatnya di atas mega. Dan Allah membukakan baginyapintu-pintu lamhit, dan berfirman, demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sampai akhir zaman. (H.R. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Do’a seorang muslim kepada saudaranya di belakangnya (dari jauh) diijabah (HR. Muslim)

Empat orang yang do’anya diijabah; pemimpin yang adil, seseorang yang mendo’akan saudaranya di belakangnya, do’a orang yang dizhalimi, dan seorang yang mendo’akan orang tuanya. (HR. Abu Nu’aim dari Watsilah)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya Allah Azza wa jalla mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga. Lalu si hamba itu bertanya, Ya Rabbi, saya mendapatkan semua ini dari mana? Maka Allah menjawab, Berkat permohonan ampunan anakmu bagimu. (HR. Ahmad)

1. Orang Yang dizhalimi

Do’a orang yang dizhalim itu diangkat di atas mega dan Allah membukakan baginya pintu-pintu langit, dan Dia berfirman, Demi kemulian-Ku Aku akan menolongmu walau sampai akhir jaman.

Bahkan ada hadits yang menerangkan bahwa idak ada hijab antara Allah dengan orang yang dizhalimi ketika ia berdo’a kepada Allah. Dan do’a orang yang dizhalimi itu tetap akan diijabah meskipun ia orang yang durhaka. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap perbuatan zhalim, termasuk kepada istri dan anak, karena do’a mereka besar kemungkinan akan diijabah oleh Allah.

2. Orang Yang Sedang Bepergian

Ketika sedang bepergian, sebaiknya kita mendo’akan keluarga yang ditinggalkan, karena termasuk orang yang besar harapan diijabah.

3. Orang tua kepada Anaknya

Do’a seorang ibu, pasti diijabah walaupun ia mendo’akan kejelekan bagi anaknya.

Sebagai ibrah, dapat kita perhatikan tentang kisah Juraij, seorang yang ahli ibadah, ketika sedang shalat, ia dipanggil oleh ibunya, namun ia berpikir lebih baik melanjutkan shalatnya terlebih dahulu, lalu memenuhi panggilan ibunya. Namun ternyata ibunya tidak ridho, merasa sakit hati dan ia berdo’a kepada Allah, “Yaa Allah, janganlah Engkau matikan dia sebelum ia dipermalukan”. Ternyata do’a ibu tersebut diijabah oleh Allah. Pada suatu hari, ketia Juraij sedang berada di rumahnya, datang kepadanya seorang wanita binal menggodanya, namun Juraij menolaknya. Wanita tersebut, merasa sakit hati, lalu ia berzinah dengan seorang penggembala, lalu ia hamil dan melahirkan seorang bayi, dan ia umumkan kepada masyarakat bahwa bayinya itu merupakan hasil perbuatan mesumnya dengan Juraij. Tentu saja Juraiz sulit membantah, sehingga masyarakat marah kepadanya dan menghancurkan rumahnya. Lalu Juraij shlat dua rakaat dan mohon kepada Allah agar ditunjukkan kebenarannya. Lalu Juraij mendatangi anak tersebut dan bertanya kepadanya, siapa ayahmu? Bayi tersebut menjawab, ayahku adalah seorang penggembala.

4. Orang Yang Shaum sampai berbuka

Orang yang sedang shaum, baik shaum wajib ataupun sunat, do’anya akan diijabah oleh Allah sehingga ia berbuka dari shaumnya.

5. Pemimpin yang Adil

Pemimpin yang adil itu selain membawan mashlahat bagi rakyatnya, ia pun do’anya diijabah oleh Allah.

6. Seorang Muslim kepada saudaranya

Dalam tradisi kita, meminta dido’akan itu suka dihadapan kita. Padahal justru do’a yang diijabah itu adalah do’a dari sesama muslim tanpa sepengetahuan dari orang yang dido’akannya.

Biasanya do’a yang diucapkan di hadapan orang yang dido’akannya memliki kecenderungan pamrih. Sementara doa yang dipanjatkan dibelakang rang yang dido’akannya menunjukkan kualitas keikhlasan do’anya serta adanya hubungan batin di antara mereka.

7. Anak yang Mendo’akan orang tuanya

Do’a seorang anak kepada orang tuanya memiliki kualitas yang sama dengan do’a orang tua kepada anaknya. Do’a seorang anak kepada orang tuanya didasari dengan kecintaan. Sehingga ketika berdo’a dipenuhi dengan keikhlasan dan kekhusuan.

Saat-saat Mustajabnya Do’a

1. Dua pertiga malam. Berdasarkan hadits,
Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Tuhan kita Yang Maha Berkah dan Maha Tinggi turun ke langit dunia setiap malam, pada sepertiga malam terakhir dan berfirman, Barangsiapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Aku kabulkan, barangsiapa meminta kepada-Ku pasti Aku beri, dan barangsiapa yang memohon ampunan-Ku pasti Aku ampuni . (HR. Bukhari)

2. Antara adzan dan qomat
Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Do’a antara adzan dan qomat tidak ditolak, maka berdo’alah kamu. (HR. Ahmad)

3. Waktu Jum’at
Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw menerangkan bahwa pada hari Jum’at ada satu waktu yang seorang muslim berdo’a kepada Allah Ta’ala dalam shalatnya bertepatan dengan waktu itu, pasti Allah akan memenuhinya. Nabi berisyarat dengan tangannya, menimbang-nimbangnya. (HR. Bukhari)

4. Sesudah Shalat Fardhu
Dari Abu Umamah ia berkata, Rasul ditanya, Ya Rasulallah, do’a yang manakah yang akan didengar (oleh Allah), beliau menjawab, ketika tengah malam terakhir dan setiap selesai shalat yang wajib. (HR. Tirmidzi)

Tiga yang pertama, saat-saat mustajab do’a, dilakukan dalam shalat. Yaitu ketika shalat tahajud yang dilakukan pada dua pertiga malam, ketika shalat sunat setelah adzan sebelum qomat, dan ketika sholat jum’at.

Adapun kesempatan kita untuk berdo’a dalam shalat tersebut dilakukan ketika sujud dan setelah do’a tasyahud akhir. Rasulullah saw bersabda:
Ingatlah, sesungguhnya aku dilarang membaca al-Qur’an sambil ruku’ atau sujud. Pada waktu ruku’ maka agungkanlah Allah Azza wa Jalla. Adapun pada waktu sujud bersungguh-sungguhlah berdo’a, besar harapan do’a kamu akan diijabah. (HR. Muslim)

Dari Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda, Saat yang paling dekat seseorang dengan Tuhannya, ketika ia sujud, maka perbanyaklah olehmu do’a. (HR. Muslim)

Apabila seseorang di antara kamu selesai tasyahud akhir, maka berlindung dirilah kepada Allah dari empat perkara; dari azab jahannam, dari gangguan waktu hidup dan mati, dan dari kejahatan al-masiih al-dajjal. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah.

Dari Aisyah, Istri Rasulullah saw, ia mengabarkan bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii a’uudzu bika …, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan aku berlindung kepada-Mu dari finah al-masih al-Dajjal, aku berlindung kepadamu dari finah hidup dan fitnah mati, aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan dosa dan tenggelam dalam hutang.

Sesungguhnya seorang yang berhutang biasanya kalau ditagih, bicaranya suka dusta,janjinya suka dikianati.

Dari Syaddad bin ‘Aus bahwasanya Rasulullah saw pernah berdo’a dalam shalatnya, allaahumma innii as-aluka …, “Ya Allah aku memohon kepada-Mu ketetapan dalam urusanku,

Dari Abu baker al-Shiddiq, ia pernah berkata kepada Rasul, “Ajarilah aku suatu do’a yang akan aku panjatkan dalam shalatku! Rasul menjawab, bacalah, Allaahumma innii zhalamtu … “Ya Allah aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang besar, Tidak ada dzat yang dapat mengampuni seluruh dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Dari abu Hurairah, dari Aisyah, ia berkata, pada suatu malam, akau kehilangan Rasulullah saw dari tempat tidur, maka aku mencarinya, lalu dua tanganku mengenai kedua telapak kakinya yang lagi berdiri tegak (sedang sujud), sedangkan beliau sedang berada di masjid, waktu itu beliau berdo’a, allaahumma a’uudzu biridhaaka …, Yaa Allah aku berlindung dengan keridhan-Mu dari kemurkaan-Mu dan dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, tidak terhitung pujian kepada-Mu, Engkau sebagaiman yang Engkau sanjungkan terhadap dari-Mu.

Dari Abu hurairah, ia berkata, Rasulullah saw berdiri untuk melaksanakan shalat, maka kami pun berdiri bersamanya. Seorang arab berdo’a dalam shalat tersebut, yaa Allah rahmatilah saya dan nabi Muhammad, dan janganlah kau berikan rahmat bersama kami kepada yang lainnya, setelah selesai salam, beliau berkata kepada orang arab tersebut, kamu ini serakah, masih banyak orang yang mengharapkan rahmat Allah.

Dzikir dan Do’a Setelah Shalat Fardhu
Dari Tsauban, ia berkata, Apablia Rasulullah saw telah selesai dari shalat fardhunya, beliau beristighfar sebanyak tiga kali, lalu beliau membaca, Allaahumma antas salaam, Ya Allah Engkaulah Yang Maha Selamat, dan dari-Mulah keselamatan, Maha berkah Engkau Dzat Yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Al-Walid berkata, aku bertanya kepada al-Auza’I, bagaimanakah cara mengucapkan istighfarnya? Ia menjawab, astaghfirullah astaghfirullah. (Muslim no. 931)

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah saw, belaiau bersabda, barang siapa yang bertasbih setiap selesai shalat sebanyak 33 kali, lalu bertahmid sebanyak 33 kali dan bertakbir sebnayak 33 kali, itu semua menjadi 99 kali, ia berkata, dan sempurna menjadi 100 dengan laa ilaa ha illallaah … (tidak ada tuhan melainkan Allah yang Maha Tunggal, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kekuasaan dan bagi-Nya pujian dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu) pasti dosa-dosanya akan diampuni walaupun sebanyak buih di lautan. (H.R. Muslim no. 939)

Sesungguhnya Rasulullah saw suka berlindung kepada Allah setiap selesai shalat dengan do’a, Allaahumma innii a’uudzubika … (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari … dan aku berlindung ekpada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang hina dan aku berlindung kepada-mu dari fitnah di dunia dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur)

Dari Mua’adz bin Jabal, bahwasanya Rasulullah saw memegang tangannya lalu bersabda, wahai Mu’adz, demi Allah sungguh aku menyayangimu, demi Allah sungguh aku menyayangimu, aku akan berwasiat kepadamuya Mu’adz, janganlah kau tinggalkan setiap selesai shalat bacaan, allaahumma a-‘innii ‘alaa dzikrika … (Yaa Allah tolonglah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, untuk senantiasa syukur kepada-Mu dan untuk senantiasa baik dalam mengabdi kepada-Mu).

(sumber : lupa alamatnya situsnya, yang ku ingat cuma tulisan ini dari facebook :P)

Kamis, 12 Januari 2012

curhat di pasir atau batu?


Dua orang sahabat sedang berjalan bersama. Selama dalam perjalanan mereka berdebat tentang sesuatu. Salah seorang dari kedua sahabat itu menampar temannya, dan yang ditampar itu merasa sakit di pipi sekaligus di hati, tetapi dia tak berkata apa apa, hanya menulis di atas pasir: "HARI INI TEMAN BAIKKU MENAMPARKU DI TEMPAT INI."
Mereka tetap berjalan sampai mereka menemukan sebuah sumber air, mereka sepakat untuk mandi, teman yang tadi ditampar tiba-tiba tergelincir dan hampir saja tenggelam di tempat tersebut, tetapi temannya berhasil menolongnya, kemudian setelah mengucap terima kasih, dia menulis di atas batu dengan  sebuah pisau, "HARI INI TEMAN BAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU DI SINI."
Teman yang telah menampar dan sekaligus menyelamatkan nyawa teman baiknya itu bertanya kepadanya, "Setelah saya menyakitimu, kamu menuliskan perasaanmu di atas pasir dan sekarang, kamu menulisnya di atas batu dengan susah payah, mengapa?”
Temannya pun menjawab, "Ketika seseorang menyakiti kita, kita harus menulisnya di atas pasir, agar angin dapat menerbangkannya dan dapat menghapusnya sehingga dapat kita melupakan hal tersebut dan mudah memaafkan. Tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu yang baik kepada kita, kita harus mengukirnya di atas batu di mana tak ada angin yang dapat menghapusnya, dan kebaikan tersebut sulit untuk dilupakan.”
(www.annida-online.com)