ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Jumat, 20 Januari 2012

poligami. lagi-lagi poligami


Satu lagi kisah dari banyak kisah yang kutemukan di sekitar hidupku tentang poligami yang memilukan dan salah kaprah.
Seorang wanita yang tidak lagi muda, berusia ± 40an, harus hidup bersama 3 orang anaknya yang masih kecil-kecil.  Sementara sang suami, tertawa-tawa bahagia dalam pelukan wanita lain yang nota bene adalah istri barunya.
Belum lagi keresahannya akan hidup sendiri menghidupi ketiga anaknya selesai, ia  pun masih harus berpusing-pusing ria manakala si sulung mengalami cedera. Pangkal lengannya membengkak gara-gara menabrak tiang besi net disebuah lapangan ketika sedang bermain-main..
Wanita ini begitu panik melihat bengkak yang membesar ditangan sang buah hati, dan karena terkendala biaya, ia harus puas memeriksakan kesehatan anaknya di puskesmas daerah setempat.
Bisa ditebak,  bagaimana peningnya wanita itu ketika menghadapi persoalan yang begitu pelik. Karena selain memikirkan biaya pengobatan untuk sang anak, ia juga masih harus  ‘bergelut’  dengan urusan makan sehari-hari yang sebelumnya juga sudah begitu sulit.
Suaminya?  Ntah, apakah lelaki itu mendengar kesusahan istrinya namun cuek saja karena masih asyik dengan status  pengantin barunya atau memang benar-benar tidak tau menahu tentang anaknya.
Membicarakan masalah poligami sama seperti ngomongin cewek, nggak pernah ada habis-habisnya untuk selalu dibahas. Selalu saja ada hal ‘menarik’ didalamnya. Ibarat bawang yang meski kulitnya tipis namun banyak lapisan yang dapat dikupas.
Agama memang tidak melarang poligami, namun meskipun tidak dilarang syarat-syarat nya pun berat bahkan sangat berat. Salah satunya, adil. Bagi sebagian orang menganggap enteng syarat utama ini. dibenak mereka adil berarti tetap menafkahi kebutuhan istri sebelumnya. Hanya itu, tidak lebih. Padahal, adil yang dimaksud disini lebih dari itu.
Apakah adil namanya bila seorang lelaki memberi ‘tunjangan’ yang sama besarnya setiap bulan sementara istri yang satu memiliki anak 5 dan istri yang lainnya memiliki 1 anak saja?
Tidak, itu bukan adil tapi justru penyiksaan.
Ya, penyiksaan secara tidak langsung. Sekarang coba pikir, misal perbulan seorang pria memberikan uang belanja dan pendidikan perbulan masing-masing Rp. 1.000.000,- . untuk istri yang memiliki satu anak saja pasti akan sangat mudah mengatur dan menggunakan uang tersebut karena yang dibiayai hanya satu orang anak plus satu suami.
Sementara untuk istri yang memiliki 5 orang anak, pastilah akan keteteran dan kebingungan, memikirkan bagaimana caranya agar uang yang ada cukup untuk biaya makan selama sebulan dan biaya sekolah anak-anaknya yang 5 orang tadi.
Dua contoh diatas hanyalah segelintir dari kesalah kaprahan pelaku poligami, diluar sana masih begitu banyak contoh-contoh lain yang mungkin saja lebih memiriskan hati dan perasaan.

  

Tidak ada komentar: