ulie said

TiDak AdA mAnuSiA YanG Bod0H
yAnG aDa HanYa MaNusIa yANg MalAS

Senin, 25 Januari 2010

DUKA GURUN PASIR

Di sebuah gurun pasir yang terik terlihatlah seorang gadis gembul dari kejauhan. ia terlihat lelah dengan langkahnya yang diseret dan peluh disekujur tubuhnya. wajahnya terlihat memerah dengan lighting dari mentari.
tanpa dinyana setelah jauh berjalan, seorang pemuda berkuda hitam yang juga sedang dalam perjalanan mendekatinya dan menawarinya tumpangan.
"aih...aih... aku tak pernah menyangka bahwa seorang bidadari bisa tersesat di gurun pasir. kiranya mau kemanakah wahai engkau sang bidadari?,"tanya pemuda itu sembari membersihkan matanya yang kelilipan debu gurun pasir.

"duhai pemuda yang baik hati, apakah engkau mengidap penyakit mata yang akut, hingga kau melihatku bagai bidadari? tapi sudahlah tak usah dipermasalahkan. aku ingin kekota, namun sedari tadi aku hanya melihat hamparan padang pasir dimana-mana." jawabnya dengan santun, "apakah letak kota masih jauh?,"sambungnya lagi.

"ya, kota masih jauh. akupun sedang menuju kesana, apakah bidadari mau melanjutkan perjalanan bersamaku?," pemuda itu masih saja membersihkan matanya yang terkena debu.

"benarkah?," tanya gadis itu dengan berbinar-binar. "apakah aku tidak merepotkanmu?,"

"untukmu tentu saja tidak, bidadariku. naiklah," pemuda itupun membantu sang gadis naik kekudanya.
mereka pun melanjutkan perjalanan sambil mengobrol tentang asal mereka.

"bidadari, sepertinya kita harus berhenti dan beristirahat sejenak karena sihitam tampak kelelahan. sedari tadi kuperhatikan jalannya sangat lamban bagai memikul beben yang amat berat." seru pemuda itu, sang gadispun menyetujuinya. mereka pun bernaung disebuah gua yang terdapat mata air kecil didalamnya.

pemuda itupun segera mencuci wajah dan membersihkan matanya yang sedari tadi terkena debu. sementara sang gadis sibuk menghilangkan hawa panas ditubuhnya dengan tangannya sebagai kipas.
setelah merasa segar dan matanya pun bersih, pemuda itu menoleh kearah si gadis yang tampak tersenyum padanya. namun pemuda itu mengernyitkan kening keheranan seraya berkata,"siapa kamu hai gadis gembul? mana bidadari yang bersama ku tadi, apakah kau mengusirnya?,"

sang gadis tampak terkejut dengan pertanyaan pemuda itu, "mengapa kau tak mengenaliku? akulah yang sedari tadi bersamamu dan yang kau panggil bidadari. akulah orangnya."

"ah...kau pasti berdusta. bidadariku sangat cantik, tidak seperti mu yang tampak bagaikan lemak berjalan. suara kalian memang mirip tapi aku yakin itu bukan kau,"

"harus dengan cara apa agar aku bisa meyakinkan mu bahwa akulah yang sedari tadi bersamamu. hanya aku dan sihitam," gadis itu menjelaskan dengan mata yang berkaca-kaca.

"jika kau memang orang yang sedari tadi bersamaku kamu pasti tau tujuanku kekota,"

"kamu ingin melarikan diri dari pernikahan yang ditetapkan oleh orang tuamu karena kau tidak menyukai pilihan mereka."

pemuda itu langsung terduduk lemas,"jadi, kaulah yang sedari tadi bersamaku?," gadis itu hanya mengangguk. pemuda itu hanya terdiam sibuk dengan pikirannya.

setelah beberapa saat terdiam,pemuda itu berdiri,"aku harus melanjutkan perjalanan," ucapnya tanpa memandang si gadis.

"baiklah," gadis itu pun tampak bersiap-siap namun urung saat pemuda itu kembali membuka suara," maaf, tapi sepertinya aku tidak dapat lagi melanjutkan perjalanan ini bersamamu. karena aku tak ingin menyakiti sihitam. maaf aku harus bergegas. kau berjalanlah ke barat, kota masih 2 jam perjalanan lagi. aku yakin kamu pasti bisa. sekali lagi maaf." usai mengatakannya pemuda itu langsung naik kekuda dan memacunya dengan kencang meninggalkan kepulan debu dan air mata diwajah gadis itu.

"Tuhan, seperti itukah lelaki? yang memandang wanita hanya dari fisik saja. Tuhan, jika seperti ini lelaki di bumi-Mu maka ijinkanlah aku membenci dan menutup hatiku untuk mereka selamanya," bisik gadis itu dengan airmata yang tlah menganak sungai.

Tidak ada komentar: